Di era modern, masalah percintaan juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Dengan adanya ekspektasi dan tekanan sosial, kecemasan dapat muncul baik dari permasalahan seseorang ataupun harapan lingkungan sekitar. Ketika sedang mencari pasangan, muncul rasa kecemasan yang kemudian menghambat sehingga seseorang mengambil langkah untuk mundur sebelum hubungan menjadi terlalu dalam. Fenomena ini disebut dengan Dating Anxiety.
What is Dating?
Istilah dating sudah sangat marak di kalangan para anak muda, dan konsepnya terus berkembang seiring dengan zaman. Beberapa orang beranggapan bahwa dating berarti sudah resmi berpacaran, sementara terdapat juga pihak lain yang beranggapan bahwa dating merupakan masa ketika seseorang melakukan pendekatan sebelum akhirnya memilih pasangan.
Sementara dalam teori yang berkembang, dating dikemukakan sebagai interaksi antar dua orang, yang memungkinkan adanya kelanjutan interaksi, komitmen, ataupun keintiman secara seksual (Pirog-Good dan Stets, dalam Chorney & Morris, 2008). Maka, bisa disimpulkan bahwa konsep dating berbeda dengan pacaran secara resmi.
Dating in the Modern Era
Dating di era sekarang, tidak seperti dating ketika dulu seseorang bisa bertemu orang lain secara spontan di luar, atau mungkin dikenalkan oleh teman-teman. Sekarang dating sudah berkembang dengan cara bertemu orang lain secara online melalui dating apps. Tidak jarang, hubungan ini dijalankan jarak jauh dan hanya secara online saja. Bahkan banyak orang yang baru bertemu setelah sekian lama menjalin hubungannya.
Why Dating is So Hard Now?
Bayangkan situasi sekarang. Banyak tuntutan seperti perlu tampil menarik, perlu memiliki pekerjaan yang bagus, belum lagi ekspektasi-ekspektasi yang mungkin ada ketika kamu bertemu dengan calon pasangan. Dalam dating apps, setiap orang menulis berbagai kelebihan yang mereka miliki dengan kriteria yang mereka harapkan dari sosok pasangan. Persaingan semakin ketat dan belum lagi ada kekhawatiran bahwa sosok orang yang kamu temukan di layar mungkin saja tidak sepenuhnya sesuai yang kamu bayangkan.
Belum lagi, beberapa faktor membuat seseorang lebih sulit untuk memulai sebuah hubungan. Adapun faktor-faktornya adalah:
Minimnya pengalaman dalam hubungan berpacaran
Banyak orang yang merasa kebingungan karena tidak memiliki pengalaman dalam berkencan atau berpacaran. Sementara berbeda dengan hanya berteman, ada pandangan bahwa belum pernah berpacaran dinilai lebih tidak menarik atau kurang memiliki skill dibandingkan yang pernah berpacaran. Dikarenakan belum pernah, terkadang banyak yang bingung untuk memulai topik, mencari tempat untuk kencan, atau bahkan sekedar tidak tahu caranya untuk berkomunikasi dengan lawan jenis.
Tidak memiliki penampilan menarik seperti standar sosial yang ada
Body image dan penampilan juga membuat seseorang rentan merasa lebih cemas. Adanya penampilan yang menarik dinilai lebih penting untuk membuat lawan jenis tertarik. Terkadang, kecemasan akan pandangan negatif ini sudah membuat seseorang menarik diri terlebih dahulu sebelum berhubungan lebih lanjut karena tidak ingin ditolak.
Adanya kecemasan dalam interaksi sosial
Beberapa orang mengalami kesulitan ketika dalam interaksi sosial secara umum. Terlebih kepada orang-orang yang memiliki pengalaman seperti dikritik atau diabaikan oleh teman. Kondisi ini membuat adanya persepsi bahwa mereka akan lebih mengalami kesulitan ketika berada dalam interaksi dengan calon pasangan, terutama karena situasinya lebih intim.
Kurangnya pengalaman berteman dengan lawan jenis
Banyak hubungan yang dimulai dengan pertemanan. Seringkali, orang-orang yang kesulitan berteman dengan lawan jenis juga merasa lebih sulit untuk nyaman memulai hubungan yang lebih intim seperti berpacaran.
Pengalaman berpacaran sebelumnya yang buruk
Beberapa orang mengalami kesulitan untuk pergi berkencan atau berkenalan lagi karena adanya masa lalu yang buruk. Masalah-masalah yang terjadi di hubungan sebelumnya membuat ia lebih ragu untuk kembali memulai hubungan dan cemas bahwa situasi yang sama akan terjadi lagi. Tidak hanya itu, terkadang ada juga orang yang sudah terlalu lelah untuk mengenal seseorang dari awal, terlebih jika hubungan sebelumnya sudah lama atau lebih dalam.
Social Anxiety and Dating Anxiety.. Is it the Same?
Jawabannya, tidak. Dalam perkembangan teorinya, betul bahwa Dating Anxiety adalah konsep turunan yang timbul dari Social Anxiety. Namun seiring perkembangannya, kedua konsep tersebut didefinisikan secara berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaannya.
Dating Anxiety hanya timbul pada situasi heterososial atau situasi berkencan, sementara Social Anxiety terjadi pada seluruh interaksi sosial.
Social Anxiety merupakan sebuah gangguan psikologis, sementara Dating Anxiety tidak. Pada kenyataannya, seseorang dapat didiagnosa dengan Social Anxiety jikalau memang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Sementara, Dating Anxiety masih berkembang dan belum dikategorikan sebagai sebuah diagnosa.
How should I know if I have Dating Anxiety?
Pada dasarnya, kecemasan ketika berinteraksi dengan calon pasangan atau ketika kamu mau memulai hubungan adalah suatu hal yang wajar. Terkadang, cemas juga diperlukan agar kamu lebih berhati-hati dalam memilih calon pasangan dan juga berguna untuk mendorong kamu meningkatkan skill yang mungkin kamu perlukan sebelum memulai hubungan.
Namun, kamu perlu perhatikan ketika kecemasan ini justru selalu menghambatmu untuk memulai hubungan atau bahkan mulai mengganggu keseharian kamu. Tanda-tanda ini perlu kamu perhatikan, jikalau kamu:
Selalu merasa takut untuk memulai hubungan dan selalu menghindar interaksi dengan lawan jenis
Merasa tidak akan pernah mampu untuk menjalin hubungan
Perasaan cemas yang awalnya hanya ada pada interaksi dengan calon pasangan menjadi digeneralisasikan ke semua interaksi sosial
Merasa kurang berharga karena terus “gagal” dalam menjalin hubungan
What should I do next?
Belajar mengenali dirimu sendiri
Sebelum memulai sebuah hubungan, mengenali diri sendiri adalah langkah pertama yang perlu dilakukan. Apa yang kamu inginkan dari seorang pasangan? Value seperti apa yang kamu miliki? Hal-hal seperti apa yang membuat kamu nyaman dan tidak nyaman? Berbagai pertanyaan ini perlu kamu temukan jawabannya untuk kamu dapat memilih calon pasangan yang lebih tepat. Tidak hanya itu, kecemasan yang kamu miliki juga dapat lebih berkurang ketika kamu lebih fokus mencari pasangan yang tepat, dibandingkan memikirkan apakah dirimu tepat atau tidak untuk mereka.
Melatih skill komunikasi di luar interaksi dengan calon pasangan
Terkadang ada beberapa pertanyaan atau topik yang mungkin menyulitkanmu. Coba kumpulkan pertanyaan yang biasanya sulit kamu jawab dan coba latih untuk membahas topik tersebut di luar interaksi tersebut. Misalkan, melatihnya dengan teman ataupun keluarga.
Memperluas jaringan pertemanan
Tidak hanya sekedar menambah teman, namun memperluas jaringan pertemanan biasanya memberikan kamu kesempatan untuk bertemu calon pasangan, melatih skill komunikasi secara umum, dan juga membantu kamu untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki nilai serta hobi yang sama. Carilah tempat yang tepat untuk memperluas relasi sesuai dengan nilai dirimu. Sebagai contohnya, kamu adalah sosok yang religius dan mementingkan nilai keagamaan. Maka kamu dapat mulai dengan bergabung di komunitas keagamaan, atau lebih sering melibatkan dirimu di sana. Tentunya, akan lebih besar kemungkinan untuk kamu bertemu orang-orang yang value-nya sejalan denganmu.
Meningkatkan value diri sendiri
Tidak hanya penting untuk mencari seseorang yang sesuai value, tetapi juga penting untuk meningkatkan value sesuai dengan sosok yang kita cari. Terkadang kegagalan masa lalu atau ekspektasi yang tinggi dapat membuat kita lebih rentan merasa kurang berharga. Akan tetapi, ingat bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kekuatan yang biasanya kamu miliki juga sebetulnya dapat saja berguna ketika kamu menjalin sebuah hubungan baru, dan kekuatan ini dapat kamu belajar untuk tingkatkan. (Cek strengths kamu di sini!)
Mencari pertolongan professional
Ketika dirasa bahwa kecemasan sudah sangat mengganggu dan sulit untuk kamu atasi, kamu boleh untuk bertemu dengan Psikolog dan melakukan sesi konseling lebih lanjut. Dengan konseling, tidak hanya kamu akan dibantu untuk mengenali dan memperbaiki isu dalam diri, namun juga membuat kamu lebih siap untuk menjalin sebuah hubungan.
Pada akhirnya, kecemasan mungkin memang tidak dapat kita hindari. Namun menyadari dan menerima kecemasan tersebut dapat menjadi ruang bagi kita untuk berproses menjadi lebih baik, serta membuka kesempatan untuk mendapatkan hubungan yang sehat. Semangat untuk terus berproses, Eüdiance! 🌱🧡